“Stand by..!!!”
Aku berteriak pada belayer untuk segera bersiap – siap.
“Hupp.. Pull..!”, kataku memberi
aba – aba.
Tanganku
mulai mengerayangi dinding tebing yang penuh dengan batu – batu kecil mencuat.
Kakiku menumpu pada rekahan tebing, kulongokkan kepala ke atas. Tebing ini
begitu tinggi, begitu kokoh. Disini aku merengek – rengek ingin menandinginya.
Sedangkan disana sekitar satu meter dari tebing, terdapat tanah melandai
ditutupi oleh semak belukar, berakhir di jurang yang menganga lebar. http://elmaselviani.blogspot.com
***
Sejak kecil aku hidup di
tengah keluarga yang harmonis. Setidaknya begitulah anggapan orang. Ayahku
seorang pilot pesawat tempur di sebuah pangkalan udara milik TNI AU. Saat libur
panjang beliau sering mengajakku ke tempat – tempat yang pernah dikunjunginya
selama ia bekerja. Sungguh tempat – tempat yang yang indah. Dari ayahku lah
jiwa petualang ini muncul. Ayahku, laki – laki pendiam dengan sorot mata
setajam elang.
***
“Pull…!!”
Perintahku pada belayer untuk menarik tali
kernmantel yang mendampingiku memanjat tebing ini. Aku merangkak, kupijakkan
kaki ke rekahan terdekat, mencari celah senyaman mungkin. Otot – otot tangan
dan kakiku mulai menegang, kurasakan getarannya. Tapi aku tak boleh menyerah.
Bau lumut – lumutan dan lychen di
depanku terbawa hembusan angin ke dalam penciuman.
***
“Ros.. kelak kalau
kamu sudah dewasa, bebaskan hidupmu seperti ayah. Lakukan apa saja yang kau
inginkan. Kunjungi tempat – tempat asing yang belum pernah kau kunjungi.” Suatu
sore ayah bercerita di teras rumah kami.
“Ros… tahukah kamu cita – cita ayah? Ayah ingin
sekali gugur di udara, tempat kebanggaan ayah, tempat bertahun – tahun mengabdi
kepada banyak orang.”
Mataku hanya membulat mendengar ucapan ayah.
http://elmaselviani.blogspot.com Bagiku semua itu adalah petuah yang sangat berarti. Laksana pohon – pohon pinus
yang terselimuti kabut di pagi hari. Walau tak ku pahami maksudnya, aku yakin
ucapan ayah selalu benar.
Kini mimpi ayahku menjadi kenyataan. Ia meninggal
dalam sebuah kecelakaan ketika bertugas. Tepat sehari setelah wanita yang
menyebut dirinya sebagai ibuku itu meninggalkan kami. Ia kabur bersama seorang
pengusaha rotan. Hahaha, sudahlah! Cerita klasik. Bahkan aku tak merindukannya.
Tapi ayahku, setiap kali kupijakkan kaki di tempat – tempat indah tak terperi,
tempat dimana semua petuah ayahku terpenuhi, aku selalu terkenang akan dia.
***
Beberapa bagian kulitku mulai perih, gesekan
dinding tebing ini yang menyebabkannya. Nafasku tersengal. Aku berhenti sejenak
di teras tebing yang agak menjorok ke dalam. Rupanya tiga perempat bagian
terbing ini sudah kudaki, perjalananku tinggal sekitar tiga meter lagi. Sungguh
aku sangat menyukai olahragfa ekstrim ini. Walau sangat menguras tenaga dan
membutuhkan kehati- hatian. Hal yang paling utama dalam panjat tebing adalah
kelenturan tubuh serta kekuatan otot – otot tangan dan kaki.
Hari ini aku ingin bermimpi seperti ayah, akan
kuteruskan cita – cita ayah. Aku bertekad. Mungkin tekad inilah yang memberiku
kekuatan sehingga over hang yang
mustahil untuk dipanjat bisa kulewati.
Setelah berada diatas over hang, kubalikkan badan.
Kutatap pemandangan menakjubkan yang terhampar didepanku. Seolah sengaja
diciptakan Tuhan untukku. Kabut yang menutupi pucuk – pucuk pohon, diatasnya
bukit berjejer rapi. Dan tepat beberapa meter didepanku, beberapa burung
berkicau riang sambil menari berlatar langit biru dihiasi oleh gumpalan kapas –
kapas lembut. http://elmaselviani.blogspot.com Kuhirup udara diatas sini. Sejuk memenuhi alveolusku. Segala
lelahku hilang membayangkan aku berada di tempat tertinggi disini. Aku
tersenyum lebar, kurasa ayah ikut tersenyum diatas sana.
Kini saatnya. Waktu cita – citaku terwujud. Aku
tersenyum simpul. Kuputar sekrup carabiner yang terkait pada tali, aku bebas
tanpa pengaman. Lalu detik berikutnya aku terlentang menatap langit, terjun
bebas melawan angin. Jurang di bawah sana
menantiku, bagai seorang ibu yang menanti anaknya. Tebing yang barusan kupanjat
terlihat melambai haru melepasku. Kupejamkan mata. Dalam keremangan, kulihat
ayah menyambut kedatanganku.
Dilarang Copast tanpa mencantumkan sumber, >> http://elmaselviani.blogspot.com Okeee ^_^
Please, hargai penulis.
Dilarang Copast tanpa mencantumkan sumber, >> http://elmaselviani.blogspot.com Okeee ^_^
Please, hargai penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar